Narkoba Merusak, Jangan Coba Coba

Peredaran obat-obat terlarang di muka bumi ini makin marak di depan mata dan membisingkan telinga. Berita yang tak pernah usang selalu menjadi headline diberbagi media.
Polisi menangkap seorang kurir narkoba di Malang. Dari penangkapan ini turut disita barang bukti seberat 9,2 kg narkoba dari jenis sabu dan ganja. Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan tersangka yakni PT (32) warga Sumbermanjing Wetan. Adapun narkoba 9,2 kg yang disita terdiri 6,5 kg ganja dan 2,7 kg sabu. Demikian tertulis di detikjatim.com.
Sementara berita seputarperak.com, website resmi Humas Polres Tanjung Perak Surabaya menyebutkan bahwa 7 orang pengedar dan 2 orang berhasil diamankan oleh Satresnarkoba Polres Malang dengan barang bukti 7,28 kg ganja dan 36,5 gr sabu. Hal ini disampaikan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dalam Pers Converence, Jum’at 25/3/2022.
Berita di atas merupakan bagian kecil berita di media, masih banyak berita-berita lainnya terkait penangkapan para pelaku ataupun pengedar narkoba terutama di wilayah Malang Raya pada awal tahun 2022.
Apabila kita cermati bersama, kenyataan ini sungguh membuat miris para orang tua, menimbulkan rasa khawatir semakin banyak penerus bangsa terkena pengaruh obat-obat terlarang.
Narkoba atau NAPZA adalah zat yang berbahaya bagi manusia. Penyebaran tanpa melihat kasta, mulai dari kalangan pelajar/mahasiswa, pekerja bahkan pengangguran.
Wilayah Malang Raya menjadi salah satu daerah sasaran empuk terkaitbperedaran narkoba. Di tengah serbuan hadirnya para pelajar atau mahasiswa dari berbagai kota untuk menuntut ilmu di kota pendidikan dan wisata ini. Merajalelanya kasus-kasus penangkapan narkoba saat ini di dominasi para pelajar/mahasiswa. Mereka diiming-imingi akan selalu merasa bahagia, menjadi lebih cerdas dan pintar, akan merasakan tenang saat stress, sehingga membuat calon korban ingin mencoba.
Sekali mencoba, akan ketagihan jangka panjangnya ketergantungan dan kecanduan. Kemudian berdampak negatif pada fisik dan psikis mereka.
Gangguan mental dan perilaku yang disebabkan oleh zat-zat yang terkandung dalam narkotika itu mengganggu sinyal penghantar syaraf di dalam pusat otak. Inilah yang akan mempengaruhi kinerja daya pikir, perasaan atau mood, psikomotorik dan juga kelainan organ fisik lainnya seperti jantung, paru-paru, ginjal dan lain-lain. (Sumber : Ashefa Griya Pusaka, Pusat Konsultasi dan Bantuan Penyalahgunaan NAPZA). Dari berbagai kasus yang terjadi, mereka akan membutuhkan penanganan khusus dari para psikiater, psikolog dan dokter.
Pandemi memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan peredaran narkoba di Bhumi Ngalam ini. Sebagaimana yang pernah disampaikan AKBP Deny Haryanto, Wakapolresta Malang Kota, dalam liputan6.com Senin (27/12/2021), “Terdapat sekitar 1500 botol miras, ganja 13110,99 gr, sabu-sabu 2253,83 gr, pil dobel L 2.510.508 butir, XT 163 butir, gorillas 20,51 gr, pohon ganja 5 pohon”.
Peningkatan kasus ini muncul akibat dari pengurangan aktivitas pekerja ataupun pengurangan tenaga kerja di beberapa tempat usaha. Sulitnya ekonomi membuat mereka nekat untuk melakukan apapun termasuk jual beli narkoba. Dari berbagai temuan kasus, latar belakang mereka adalah para pengangguran dan sejumlah pelajar/mahasiswa.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) selaku penanggung jawab pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. BNN Kabupaten Malang juga telah melakukan banyak upaya untuk menekan peredaran narkoba. Selain program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), pihaknya juga aktif menggelar sosialisasi informasi akan bahaya penyalahgunaan narkoba dan rehabilitasi. Mulai dari tingkat pejabat pemerintahan, para resimen mahasiswa dan juga Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM). Pemilihan Duta Anti Narkoba juga merupakan sarana pencegahan untuk lebih menarik minat para remaja dalam memahami tentang seluk-beluk narkoba. Kita berharap ditahun 2022, terjadi penurunan kasus peredaran narkoba di wilayah Malang Raya khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Di sini peranan keluarga sangat penting, dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba. Orang tua diharapkan mampu mengawasi dan mendidik anaknya agar tidak terikut arus buruk dari luar. Keluarga merupakan wadah utama dalam proses sosialisasi anak menuju kepribadian yang dewasa. Pendidikan agama, aqidah dan akhlak dasar harusnya sudah terbekali dari keluarga. _Basic_ moral menjadi program penguatan iman. Sehingga ketika anak berada di luar pengawasan keluarga, mereka dapat mengontrol secara mandiri. Ayah sebagai kepala keluarga harus memberikan teladan

terbaik

dan ibu sebagai pengayom bisa memberikan kasih sayang, rasa aman, bimbingan dan perhatian kepada semua anggota keluarga. Sehingga diharapkan setiap anak mampu mengambil keputusan dengan bijaksana dimanapun berada, meskipun jauh dari lingkungan keluarga.

dr. Aisah Dahlan, CHt (UMMI/XX/2008) menyatakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan salah seorang dari anggota keluarga kita menjadi pengguna narkoba. Faktor utama adalah faktor ketidaktahuan anggota keluarga akan jenis-jenis narkoba dan gejala-gejala pengguna narkoba, pada akhirnya bisa membiarkan para pecandu berlarut-larut dalam bahaya narkoba. Faktor kedua adalah karakter. Karakter yang damai, tidak ingin konflik, tidak mau ada masalah dan mudah dibujuk teman lebih gampang terkena jerat narkoba. Menurut dia, pecandu narkoba sebagian besar 40% berkarakter damai, populer 25% dan karakter kuat 10%.
Pola asuh yang positif dengan menerapkan _nurturing family_ , yakni pola asuh yang menghormati pertumbuhan anggota keluarga. Rumah harus diibaratkan bak pelabuhan dimana semua anggota keluarga bisa mengeluarkan keluh kesahnya. Dorongan semangat harus terus diberikan agar meyakinkan bahwa mereka dicintai keluarga dan selanjutnya bisa menumbuhkan sebuah prestasi. Support dari keluarga akan membawa dampak yang luar biasa.
BPKK DPD PKS Kab. Malang melalui program-programnya berupaya menjadi bagian untuk memperkuat pondasi keluarga Indonesia. Salah satunya adalah Program Rumah Konseling yang dibuka untuk umum dan gratis. Diperuntukkan bagi keluarga yang memerlukan pendampingan atas permasalahannya. Adapun program penambahan wawasan dan problematika keluarga juga telah dilakukan dalam bentuk kajian parenting atau webinar rutin Sekolah Ayah. Dengan cara ini kita bisa bersama-sama saling menguatkan dan mengokohkan ketahanan keluarga Indonesia agar terbentuk keluarga yang unggul dan handal.
Terus dekap erat anak & keluarga kita dengan cinta dan kasih sayang… 🧡❤️
Ainal Mardiyah, S.Psi
Ka. Divisi Kajian Perempuan, Anak & Keluarga
BPKK DPD PKS Kab. Malang
HUMAS